Senin, 10 Januari 2011

Public speaking

Public Speaking and Leadership

Ada banyak sekali orang yang khawatir, grogi, atau takut, pada yang namanya "berbicara di depan publik". Di dalam orang-orang ini, termasuk juga para pemimpin dari berbagai perusahaan besar. Padahal, public speaking dan leadership adalah pasangan sehidup semati yang abadi. Bayangkan bahwa Anda harus berbicara di depan orang banyak, di suatu event rapat umum pemegang saham (RUPS) atau sesi pertemuan yang sejenis:
• Anggota dewan direksi, mengkhawatirkan laba yang rendah atau malah kondisi merugi.
• Para pemegang saham, kecewa karena turunnya nilai pasar saham, atau turunnya dividen jatah mereka.
• Kelompok LSM, berdemo atau memprotes praktek atau kebijakan perusahaan.
• Manajemen dan karyawan, mengkhawatirkan PHK.
Apakah Anda mau berbicara di hadapan audience seperti itu? Mungkin Anda tidak mau, tapi Anda harus. Bagaimanakah caranya agar Anda bisa meninggalkan jejak-jejak impresi yang positif bagi mereka?


DUA HAL UNTUK MENUJU SUKSES: PUBLIC SPEAKING DAN LEADERSHIP

Untuk menciptakan sebuah presentasi yang powerful, Anda harus terkoneksi dengan pesan Anda. Semakin Anda intim dengan topiknya -- dengan kata lain, semakin yakin Anda berkaitan dengan topik itu, alias semakin PD Anda tentang topik itu, ditambah dengan keinginan untuk berbagi dengan orang lain, maka akan semakin powerful presentasi Anda.

Bayangkan ada dua orang pembicara. Seorang berbicara tentang sesuatu yang telah dipelajarinya, dan seorang yang lain berbicara tentang sesuatu yang ia telah hidupi di dalamnya. Di manakah letak perbedaannya?

Pembicara pertama, pengetahuannya adalah sumber pengetahuan sekunder yang didasarkan pada pengalaman orang lain. Pembicara ini lebih "dekat ke otak", lebih intelek. Itu bagus. Hanya saja, cenderung tidak meninggalkan jejak impresi yang permanen.

Pembicara kedua, pengetahuannya adalah mata air utama. Ia bukan tentang sumber mata air. Ialah mata air itu. Pembicara itu bukan sumber pengetahuan, pembicara itulah pengetahuan. Pembicara itu punya emosi, humor yang alamiah tentang suka-duka yang dialami, dan mata batin yang peka akan bidangnya. Semakin banyak pembicara mendasarkan presentasinya pada pengalaman pribadi, semakin baik presentasinya. Begitu pula yang berlaku untuk kepemimpinan.

Para pemimpin yang powerful, adalah para pemimpin yang telah memimpin dirinya sendiri. Buku teks dan sekolah bisnis memang amat membantu. Lebih dari itu, memiliki visi, semangat, dan keberanian, adalah jiwa dari buku teks dan sekolah bisnis yang telah dienyamnya. Itulah yang lebih diperhitungkan. Dan ingatlah bahwa sesungguhnya kualitas dan karakter ini telah ada di dalam diri Anda!

Powerful leadership dan powerful presentation punya hubungan yang intim. Powerful leadership datang dari pengetahuan mendalam tentang diri sendiri. Powerful presentation datang dari kemampuan mengekspresikan diri dengan efektif. Jadi, amatlah penting bagi Anda, untuk mengembangkan keduanya sekaligus.

MEMIMPIN DARI DALAM

Orang-orang yang telah lama mempelajari manusia, akan sampai pada kesimpulan bahwa: Kepemimpinan datangnya dari dalam. Ini artinya, Anda tidak berbeda dari Bill Gates, Peter Munk, Ted Rogers, Michael Cowpland dan sebagainya. Anda semua adalah bibit unggul yang sama.

Ada beberapa keahlian penting yang bisa Anda pelajari, untuk menumbuhkan serta menyuburkan bibit itu. Pilihan Anda untuk tidak atau mau mengembangkan keahlian ini, menentukan sukses atau tidaknya Anda.

Hal terbesar yang menghalangi Anda, adalah ketakutan Anda. Anda mungkin takut untuk berdiri dan ambil bicara, mengungkapkan isi hati dan pikiran Anda. Mungkin juga, Anda khawatir akan menuai kritik dan cemooh, atau merasa akan terlihat bodoh.
Berikut ini adalah lima langkah mendasar untuk mengembangkan kepemimpinan dari dalam.

1. Kenalilah Diri Sendiri
Plato telah mengatakannya 400 tahun sebelum masehi. Stephen Covey dan Anthony Robbins mengatakannya hari ini. "Ketahuilah nilai-nilai pribadi Anda. Dengarlah suara hati." Kepemimpinan lebih dari sekedar mengatur orang lain. Kepemimpinan dimulai dengan memimpin diri sendiri. Dengan memahami apa yang terpenting, melakukan hal yang terpenting, dan membangun integritas. Dengan membangun konsistensi antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Itu sebabnya, pemimpin yang paling efektif adalah pemimpin yang memimpin dengan contoh dan teladan.

2. Milikilah Visi dan Semangat
Visi adalah gambaran dari dalam, tentang sesuatu yang belum terjadi. Visi adalah impian, dengan rencana, dengan deadline, dan dengan tindakan. Mulailah dengan ide. Ide inilah yang merupakan cetak biru, seperti cetak biru untuk bangunan pencakar langit. Inilah yang memandu strategi dan tindakan, yang menjadikannya sebuah kenyataan.
Identifikasi ide visi Anda dengan mewaspadai apa yang sering melintas di kepala, dan apa yang hati Anda terus-menerus menyuarakannya. Suara di kepala Anda memanggil, hati Anda memanggil. Itulah panggilan untuk jiwa dan visi Anda.
Waspadai ini: paling..., lebih..., ter... Untuk merealisasi visi, Anda harus punya semangat. Apa yang membuat Anda sangat bersemangat? Itukah visi Anda? Apa yang Anda sangat bersemangat menceritakannya kepada orang lain? Itukah visi Anda?
Waspadai ini: desire, motivasi, misi, arah. Semangat adalah kekuatan yang mengubah ide menjadi kenyataan.

3. Ambillah Risiko
Anda mau membeli perusahaan yang penjualannya di seluruh dunia mencapai 700 milyar dollar tahun 1994, tapi hanya 300 milyar dolar di tahun 1995? Michael Cowpland mau. Ia membeli WordPerfect, dan dengan berani menantang Microsoft Word. Ia percaya bahwa dengan beberapa perubahan, WordPerfect akan menjadi pengolah kata nomor satu di dunia.
Ia mungkin kalah dari Microsoft Word, tapi ia telah berani mengambil risiko untuk kekaisaran softwarenya. Ia adalah contoh manusia yang menikmati risiko. Tidak selalu berhasil memang. Ia -- seperti pengambil risiko lainnya, hanya tahu satu hal: mereka memang "harus" melakukannya.
Ray Croc, Walt Disney atau Mary Kay Ash, harus "gagal" tujuh kali sebelum berhasil. Thomas Alva Edison, harus "gagal" 700 kali sebelum ia memberi kita bohlam. Dan ia mengatakan, "Saya telah 'berhasil' menemukan 700 cara yang salah untuk membuat lampu pijar." Kolonel Sanders, harus mendatangi lebih dari 900 restoran sebelum kita bisa menikmati Kentucky Fried Chicken.
Tanyalah diri Anda sendiri, berapa kali harus jatuh dan lecet, sebelum bisa naik sepeda. Sesungguhnyalah, Anda adalah pengambil risiko yang sejati.
Mengambil risiko adalah bertindak sesuai keyakinan. Mau merubah pikiran dan perbuatan. Menggeser paradigma, mengambil keputusan, menjaga komitmen, bicara nyeplos, dan berbagi kekuatan dengan orang lain.

4. Berkomunikasilah
Ini yang sedang kita pelajari dan dalami. Tahukah Anda, sebelum Windows 95 dirilis, tuan Gates telah menyewa seorang konsultan bicara? Tuan Gates belajar keras untuk berkomunikasi, mengkomunikasikan Windows-nya. Dan tahukah Anda? Anda sedang menggunakannya detik ini!
Ingatlah bahwa semua organisasi dan perusahaan adalah sama. Setiap orang di dalamnya, harus bisa mewakili organisasi atau perusahaan, kapan pun ia terlibat dalam komunikasi. Setiap orang di dalam organisasi dan perusahaan, adalah salesman. Belum lagi: meeting, rapat, telepon, surat, email, web, sms dan seterusnya.
Berkomunikasilah.

5. Ceklah Selalu Progres dan Hasil
Monitorlah segala sesuatu. Lihatlah bagaimana orang meluncurkan roket. Lihatlah bagaimana ruang UGD. Lihatlah apa yang terjadi di BMG. Lihatlah meeting setiap pagi di kantor Anda. Monitorlah segala sesuatu. Jagalah agar tetap di jalur.

POWER PRESENTATION
Rahasia power presentation ada pada:
• Kata-kata
• Bahasa tubuh
• Perlengkapan bicara
• Lingkungan bicara
• Persiapan bicara
Latihlah selalu, cara terbaik untuk menyuarakan poin terpenting Anda. Lakukan setidaknya untuk 60 detik. Jiwailah poin terpenting Anda.
Mulailah selalu dengan tersenyum. Simple, paling powerful. Aslilah, hangatlah, tuluslah, percaya dirilah.
Manfaatkan sedikit humor. Usahakan berasal dari pengalaman pribadi.
Padati dengan kata-kata positif.
Hidupkan bicara Anda. Beri perasaan, rasa saling percaya, dan antusiasme.
Gerakkanlah audience Anda. Mintalah mereka bertindak.

LEADERSHIP DAN POWER PRESENTATION: MENGAWINKAN KEDUANYA
Hadapi kenyataan. Anda adalah pemimpin. Anda mungkin CEO, presdir, direktur, general manager, manager, supervisor, atau ketua tim. Berkomunikasilah sesuai kenyataan itu.
Hadapi hal negatif dengan adu kepala. Jadilah domba garut. Mulailah dengan menyampaikan fakta. Bila perlu, mintalah bantuan ahli grafis profesional untuk mendukung presentasi Anda.
Dengar dan simak jika audience bicara, apapun bicaranya. Sekalipun mereka bicara gila, dengarkan juga.
Rilekslah.
Temukan gairah dan ghirah Anda. Berbagilah dengan mereka. Ingatlah bahwa setiap orang ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan perusahaan atau organisasi.
Berlatihlah sebelumnya.
Senyum dan jagalah perspektif Anda.
Ambillah risikonya. Berbeda, tidak diharapkan, atau bahkan sedikit fun itu sudah biasa.


Memahami Presentasi
• Apa yang dimaksud dengan presentasi?
Presentasi pada dasarnya adalah komunikasi. Dalam presentasi, kita berkomunikasi dengan audien atau pendengar untuk menyajikan hal-hal atau materi yang dipresentasikan. Karena itu, dalam presentasi, kita perlu membuat pesan yang kita sampaikan itu
(i) Dapat dipahami dan dimengerti oleh pendengar,
(ii) Jelas dan menarik
(iii) Lugas, tidak bertele-tele
(iv) Singkat, padat, tapi logis
(v) Memberikan masukan yang konstruktif
(vi) Jelas tujuan dan hasil yang akan dicapai.
• Bagaimana menjadi presenter yang baik?
Karena dalam presentasi kita berkomunikasi, kita harus mengembangkan sikap mental untuk menjadi presenter yang baik. Ada empat hal yang dapat dianggap sebagai alat untuk mengembangkan sikap mental menjadi presenter yang baik, yakni
(a) rasa komunikasi,
(b) rasa humor,
(c) rasa kepemimpinan dan percaya diri, dan
(d) mengatasi demam mimbar.

a. Rasa komunikasi dapat diciptakan dengan empat cara berikut ini.
(i) Melihat pendengar tidak hanya dengan mata kepala, tetapi juga dengan mata hati.
(ii) Berwicara dengan sungguh-sungguh dan jujur.
(iii) Menjadikan wicara kita bersifat manusiawi (misalnya dalam menyapa pendengar dengan sapaan yang baik).
(iv) Menyiapkan vitalitas tubuh, artinya pewicara bersemangat dan antusias baik terhadap materi yang disajikan ataupun pada pendengarnya.

b. Rasa humor dapat membuat presentasi menjadi segar dan membuat pendengar tetap bersemangat dan betah mengikuti persentasi tersebut. Jangan membuat humor yang menyimpang dari topik pembicaraa.

c. Presenter adalah seorang pemimpin. Karena itu, ciptakan jiwa kepemimpinan dan keteladanan bagi audien. Untuk dapat berjiwa pemimpin, presenter harus memiliki rasa percaya diri. Untuk membangun rasa percaya diri tersebut, presenter dapat melakukan persiapan

(i) menyiapkan segalanya dengan baik,
(ii) membuat masalah menjadi sesuatu yang menarik
(iii) berbuat seolah-olah telah memiliki rasa percaya diri dan harga diri sepenuhnya, dan
(iv) kendalikan rasa percaya diri dan harga diri tersebut jangan sampai berlebihan.
d. Jika kita sebagai presenter merasa masih takut dan kita memiliki penyakit demam mimbar, lakukan hal-hal berikut ini untuk mengatasi demam mimbar.
(i) gunakan gerak tubuh seperlunya,
(ii) jangan memusatkan pikiran pada diri sendiri, tapi pusatkan pada materi,
(iii) berpeganglah pada mimbar seperlunya saja,
(iv) kendorkan otot-otot sekitar leher,
(v) anggap semua pendengar itu kawan,
(vi) pilih topik wicara yang menarik, kuasai topik tersebut,
(vii) buat persiapan yang cukup.



Presentasi Efektif dan Efisien
Presentasi yang efektif dan efisien memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
• Tujuannya jelas
Tentukan dan jelaskan tujuan presentasi sehingga audien tahu mau kita ajak ke mana mereka.
• Fokusnya pada pendengar dan hasil yang akan dicapai
Perilaku dan kondisi audien akan menentukan kecepatan, kelancaran, dan tingkat presentasi. Hasil yang diharapkan akan menentukan isi materi presentasi.
• Materinya dapat diukur dan kontekstual
Sampaikan materi yang dapat diukur dan kontekstual untuk mencapai hasil yang optimal, dan tidak membicarakan di luar konteks.
• Medianya sesuai
Gunakan media yang sesuai untuk membantu audien dalam memahami materi presentasi.
Tipe Presentasi
Paling tidak ada empat tipe presentasi. Tentukan presentasi kita dan metode presentasi yang sesuai. Berikut ini ada empat tipe presentasi.
• Persuasif: kita berusaha mempengaruhi audien agar mengikuti presentasi kita dan mau melakukan apa yang kita maksudkan.
• Eksplanatori: menjelaskan dan menyampaikan pesan secara lengkap. Pada umumnya, kita menjelaskan dan mengidentifikasi butir-butir pokok, kemudian menjelaskannya secara butir-butir pokok tersebut secara rinci.
• Instruksional: mengajarkan materi kepada audien. Dalam hal ini, persenter banyak melibatkan audien dalam presentasinya sebagaimana jika guru mengajar.
• Laporan: sampaikan laporan secara singkat, jelas, lugas, dan dapat dipahami. Data-data, contoh-contoh, dan bukti-bukti pendukung laporan hendaknya juga ditunjukkan dan disampaikan dalam presentasi.
Persiapan Presentasi
• Tentukan tujuan presentasi
a) Untuk apa presentasi ini? Mengapa saya mempresentasikannya?
b) Nyatakan hasil yang akan dicapai dalam presentasi.
c) Identifikasi materi pesan yang akan dipresentasikan.
d) Buat dan pilih konteks yang realistik.
e) Sesuaikan dengan latar belakang audien (pengalaman, pendidikan, keahlian)
f) Buat fokus target yang realistik.

• Analisislah audien
a) Identifikasi latar belakang audien
b) Identifikasi tujuan audien mengikuti presentasi penyuluhan
c) Cermati keunikan audien
d) Cermati kebiasaan audien
e) Perhatikan format dan pendekatan yang sesuai dengan audien

• Pra Perencanaan
a) Buat kerangka presentasi
b) Batasi tujuan
c) Tentukan tipe presentasinya
d) Tentukan pendekatan presentasinya
e) Buat kerangka urutan penyajian
f) Pilih media yang tepat
g) Pilih sumber bahan yang handal
h) Tulis rencana presentasi

• Pemilihan Materi
a) Sesuaikan dengan tujuan
b) Sesuaikan dengan audien
c) Sesuaikan dengan lama waktu
d) Fokuskan pada apa yang dipresentasikan
e) Seberapa jauh audien tahu materi itu
f) Seberapa banyak materi yang dapat dicakup
g) Apa yang harus disampaikan untuk mencapai tujuan
h) Apa materi yang harus disiapkan meskipun tidak dipresentasikan
i) Gunakan buku, jurnal, hasil penelitian, majalah, dan dokumen lain untuk sumber materi presentasi

• Penataan Materi
a) Susunlah materi secara sistematis
b) Buat materi yang mudah disampaikan awal, baru materi yang lebih sulit.

• Presentasi Materi
Lakukan presentasi dengan percaya diri. Yakinlah bahwa Anda bisa melakukannya.

KESIMPULAN

Memimpin di zaman ini, adalah memimpin dengan berbicara. Bicara di zaman ini, adalah berbicara dengan memimpin. Memimpin adalah lebih dari sekedar menyuruh-nyuruh orang lain. Memimpin juga bersuara. Memimpin juga berbicara.
Teladan dan contoh nyata ya, tapi bicara yang powerful juga. Teladan dan contoh sudah pasti. Tapi tanpa bicara, kepemimpinan Anda pasti sudah mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar